Sudi Pojok Kotak Kenduri

Ingatan manis tentang lezatnya sajian dan warna-warni kotak kenduri melintas dalam benakku. Seraya mengingat kegirangan masa kecil setiap kakekku pulang dari menghadiri acara kenduri (doa selamatan) di kampung dengan membawa buah tangan sekotak 'berkat' dalam kemasan kardus atau separuh/ full 'besek' (kotak dari anyaman bambu. Isinya bervariasi dalam versi paling klasik yang lengkap adalah nasi beserta lauk pauknya, buah dan kudapan manis dan dalam versi yang sederhana/ modern sering hanya berupa sekotak ayam atau bahkan roti bolu. Tapi versi klasik nan usang adalah favoritku. Nasi biasa ditengah ditepong (sekat daun/kertas penutup pinggiran nasi) dan dikelilingi beberapa 'sudi/pincuk' (tempat kecil berbahan daun/ kertas karton biasanya warna-warni/ silver/emas mengkilap. Biasanya isinya gudangan/urap, capcay ndeso (untuk kategori sayur), sambal goreng kentang, ati, atau daging berkapri, perkedel kentang, ayam goreng (menu wajib), bakmi, oseng, dan favorite adalah sudi berisi nasi gurih/ nasi uduk dengan ayam suwir yang dimask opor diatasnya dan disebelahnya ada telur pindang rebus dengan kulit berwarna coklat tua sempurna yang konon katanya diwarnai dengan pewarnaan kulit bawang merah. Selain itu ada krupuk udang dan buah wajib pisang raja (sebagai simbol tongkat pada kenduri selamatan orang meninggal) dan kudapan manis di pojokan nasi ketan ditumpuk apem dan disebelahnya ada kolak kering ubi manis yang rasanya juara karena ingatanku masih melekat pada rasanya yang legit tak terlupakan. Oya selain eforia berebut memilih menu kenduri favorite bersama kakak, hal paling seru adalah adu cepat mencari dimana uang koin 100 rupiah logam gambar gunungan yang dibungkus kertas di sembunyikan/ diselipkan di kotak berkat kenduri itu. Dan surprise paling special setelah hopeless mencari ternya ada yang diselipkan di bawah nasinya haha bahagia! satu kata menggambarkan wajah bocah ingusan pada jamannya merayakan kemenangan menemukan uang itu :) 
Oke kembali dengan cerita kudapan manis dipojok kotak kenduri ingatanku rindu mencecap rasanya sepincuk kolak ubi jalar/ ubi kayu manis yang dimasak 'asat' kering tak berkuah. Dan kuniati untuk mencoba membuatnya namun citarasanya tak pernah serupa dengan yang pernah kurasakan, entah barangkali aku belum piawai untuk memasaknya. Tapi lumayan terbayar rasa rindunya kudapan itu. Manis sempurna wangi aroma pandan dan gurih santan meresap pada lumer lembutnya ubi. Kebetulan punya buah nangka di kulkas, jadilah ubi manis nangka versi kini kudapan manis dalam sudi ingatanku :)

Comments

Popular Posts