Kue Tart Pertamaku

Kue tart, ya aku paling suka rasa black forest atau cheese cream dengan buah-buahan. Hampir jarang sekali aku makan kue tart. Bahkan sekarang diusiaku rasanya hampir tidak pernah, karena jarang ada perayaan ulang tahun teman dan ada kue tart. Saat awal kerja aku sering membeli black forest mini di Mirota Kampus sekedar menyenangkan hati karena begitu ingin makan kue tapi hampir tak pernah ada kue saat ulang tahunku. Sekali kuingat kue ulang tahun pertamaku adalah kue ultah ku yang ke-17. Ya ultahku dirayakan, dan aku diminta memesan kue ke toko kue Merdeka oleh nenekku. Dan karena tidak berpengalaman aku hanya bilang pesan kue dengan ukuran besar, aku pikir mereka sudah tau akan membuatkan kue ulang tahun yang besar. Tapi ternyata betapa kagetnya saat kue itu kuambil yang ada di hadapanku adalah kue Mandarin coklat kuning dengan selai nanas dan butter cream tipis ditengahnya yang memang begitu besar, sangat besar, hampir seukuran 60x60 kalau tidak salah. Ya kue tanpa hiasan, hanya kue yg siap dipotong saja, jauh dari kata kue ultah seperti yang kupikirkan dalam bahagiaku. Dan terpaksa kubawa pulang kue Mandarin raksaksa itu. Dan benar betapa kagetnya nenekku melihatnya karena itu sama sekali bukan kue ulang tahun. Dihari ulang tahunku itu aku begitu sedih dan teegopoh-gopoh melihat kenyataan itu. Tapi di sela ketidakberuntunganku, aku beruntung punya nenek yang handal dalam hal memasak, dia lulusan terbaik sejamannya dalam hal baking di sekolah (kursus) SKP (sekolah kepandaian putri). Dengan sigap dan dibantu adik temanku mencari pinjaman mixer karena mixer di rumah ternyata rusak nenek take over di sela waktu yang sudah hampir diujung waktu tamu undangan teman-teman sekolahku datang. Rasanya begitu menegangkan kue ultah belum siap , teman sudah ada yang datang. Tapi puji Tuhan cling kue tart warna putih dengan hiasan bunga-bunga cantikpun ada dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Ya rupanya nenekku memang begitu piawai menyulap kue Mandarin raksaksa tadi menjadi kue tart Mandarin ultahku. Dan kue tartku kini tidak raksaksa lagi. Lega rasanya!  Dan pestapun berjalan lancar meski hanya dengan sajian makan rumahan biasa, tak semewah pesta-pesta ultah teman-temanku lainnya. Namun betapa sedihnya hari berikutnya, ternyata semua foto ultahku gagal semua ya betapa mengagetkannya tak ada satupun foto ultahku yang jadi saat diafdrug (masih jaman foto dengan negatif film). Ya pesta ulang tahun spesialku, kue ultah pertamaku, dan sederet kenangan bersama orang specialku tidak ada sama sekali! feel so sad, yes really² so sad! :'(
Waktupun berlalu dan kenangan itu tak pernah terlupakan bagiku. My sad sweet seventeenku hanya ada dalam kenangan dalam ingatanku saja :'( 

Setelah merantau ke Jakarta 2011 aku begitu bahagia, aku bertemu teman-teman yang solid dan baik. Ibukota katanya tak ramah untuk bocah ingusan tapi nyatanya ibukota tempatku menemukan teman, sahabat dan saudara terbaik selama pengalamanku bekerja. Hampir setiap ultahku dirayakan oleh teman-teman dekatku sekantor itu. Ya kami bergantian saling merayakan ultah teman-teman. Dan ada kue-kue ultah bahkan kadang hadiah di setiap ulang tahunku di Jakarta. Disitulah aku mengenal kue cheese cream yang cantik dengan buah-buahan yang kusuka. Kini setelah pulang ke kotaibu ultahku sering berlalu begitu saja, tak ada lagi kue-kue ultah seperti di ibukota. Pernah sekali teman datang memberi surprise mereka datang dengan Pizza salah satu makanan kesukaanku sih, tapi bukan tart. Hari-hari berlalu usiaku terus bertambah tak ada lagi perayaan, tak ada lagi kue tart tentunya. Meski terkesan childish tapi aku suka mendapat kue ulang tahun :) Dan di sela pandemi yang sedang mendera negri aku lagi senang dengan belajar memasak, bahkan hampir tiap hari aku memasak. Memasak menu yang berbeda, bergelut dengan bumbu, tepung dan bahan baku dan peralatan dapur. Beberapa teman bertanya kenapa kamu tak jualan saja. Siapa sih yang ga ingin dapat duit? aku juga, tapi aku tak piawai berjualan apalagi online. Selain tak terlalu banyak pasar potensial yang rasanya bisa aku miliki, aku tak terlalu banyak punya tenaga ekstra untuk menjalaninya sendiri dari belanja, memasak hingga mencari-cari rumah untuk delivery. Intinya aku merasa tak berbakat berjualan (tidak pede juga). Tapi hobi tetaplah hobi seperti halnya menulis aku terus memasak dan menulis. 
Sedari senja hingga larut malam bergelut dengan tepung dan lainnya aku belajar membuat kue tart akhirnya setelah beberapa waktu hanya mengamati tampilan-tampilan kue yang lalu lalang di social media. Taraaa Rain Bow Cake Tart kue tart pertamaku dengan lapisan warna pink rose, kuning, dan coklat dan hiasan ala-ala kue ultah. Tapi jangan dibayangkan seperti yang dijual di toko-toko ya, ini tentu masih jauh dari kata OK! tapi ini asli buatanku, rasanya enak hanya tampilannya belum bisa maksimal, maklumlah aku pemula (chef abal² :) 
Oya ternyata menghias kue itu benar-benar sulit, dari membuat butter cream sendiri, pewarnaannya, dan cara menggunakan spluit. Tidak ada toleransi kesalahan melukis kue! karena memang tidak bisa dong butter cream yang sudah dispuitkan di kue dihapus (runyam pasti hasilnya). Belum lagi membuat kue-kuenya, dan memastikan semuanya baik kue dan butter cream dengan rasa yang enak. Diamini dengan keribetan beres-beres serta mencuci peralatan baking yang penuh dengan butter cream hahaha sabar saja ya namanya belajar ada yang harus diperjuangkan bahkan dikorbankan. Tapi pengalaman membeli mahal tuk menghargai hasil karya. Wajar saja jika harga kue tart ulang tahun di toko-toko mahal! 

Selepas istirahat pulas karena lelah belajar baking semalam, aku bangun dan melihat kue tartku yang kusimpan di kulkas, lalu mulai kupotong-potong. Haha not bad lah untuk jadi my first tart. Dan tartpun kubagikan ke tetangga-tetangga sebelah. Kini tinggal PR harus diapakan sisa butter cream di kulkas itu? 

Comments

Popular Posts