Senja Tak Terbeli Kali Code

 

Kali Code, 26042022
Foto: Bukuharianlaura


akan kuceritakan satu kisahku di tepian sungai itu, saat matamu tertunduk sendu tuk merindu dan mengenang ingatan tentang seseorang yang tinggal di sana atau romansa tak terbeli dari senja yang ingin kau nikmati di keramaian kota tepi sungai Kali Code bersamaku, 26042022

Jogja hujan hari selasa, diantara sela-selanya romansa kota ngabuburit adalah dongeng tentang waktu mengisi luang sebelum berbuka bagi mereka yang sedang menjalankan ibadah puasa. Berkuda besi menyusur kota diantaranya. Teduh, aroma dingin di tembok menawan  bangunan kolonial sepanjang Kotabaru. Disalah satu sudutnya, sementara jingga belumlah tiba terhenti aku di tepian jurang melihat warna warni kehidupan kampung tengah kota yang digaris muram sebuah sungai (kali). 

Kali Code Berbenah
Foto: Bukuharianlaura


Code potret tegar digilas modernisasi yang telah membuktikan bahwa kini ia telah berbenah. Terlihat dari warna-warni temboknya sarat makna mengganti wajah murung kumuh yang dulu pernah diceritakannya. Dari kejauhan terlihat rumah-rumah tak lagi payah, lantai sudah banyak yang berkeramik, tembok daun pintu jendela tak lagi usang. Meski begitu diselanya masih terlihat pohon besar nan rindang sebagai penanda bahwa masih ada rumah berusia tua yang banyak menyimpan cerita. Gang-gang sempit dan rumah tak berpagar, dengan garasi hanya sebatas roda dua yang diparkir cuma-cuma tepi pintu atau tembok rumah. Dimana tanyaku dalam hati seseorang yang tak terbeli dalam ingatan ada di sana. Tanpa pernah ingin mencari, tapi aku ingin mengerti kehidupan seperti apa yang dilakoninya. 

Saat ini aku ada di ketinggian dan Code ada di jurang yang tak terbeli, meski dibayar dengan keberanianku tuk menyambangi. Mataku tertuju pada pemandangan kecil di tepi sungai. Seorang lelaki berkulit coklat bertelanjang dada nampak sibuk sekali. 

Mendulang Rejeki Kali Code
Foto: Bukuharianlaura


Kuatur pengaturan lensa kamera ponselku yang tak professional membesarkan ke arah lelaki itu, dan rupanya ia sedang memotong diatas talenan kayu sayuran bekas diatas rumah-rumahan bambu tempatnya berpijak. Untuk apakah itu? ternyata disitulah sisi muram kota salah satu potret kehidupan Code mulai berkisah tentang optimalisasinya. Bagaimana tidak di antara aliran sungai yang kini mulai berbenah, walau ekspektasi kedisiplinan akan pentingnya kebersihan masih menjadi mimpi, seseorang di sana memanfaatkannya menjadi lahan beternak menjaring rejeki. Tertenggun aku mengamatinya di kejauhan. Beberapa ekor ayam berkeliaran di sungai, dan bebek di seberangnya, serta barangkali keramba ikan di salah satunya dengan kandang/ rumah-rumahan bambu diantara batu yang tampak berpintu semperti kotak (tambak kecil). Sesekali lelaki itu tampak berpayah, menangkapi dan menggiring ayam² yang nakal dan berjalan-jalan kian kemari tuk segera dimasukkan ke dalam kandang karena senja akan segera tiba. Piawai ia dengan caranya, meski sesekali gemas aku mengamatinya dari kejauhan, kenapa pintu kandang tak langsung ditutup padahal ada yang sudah dimasukkan, tapi nyatanya memang ayam tak lagi melarikan diri meski ada satu yang bandel tak mau masuk. 

Menyiapkan Pakan di Kali Code
Foto: Bukuharianlaura

Foto: Bukuharianlaura

Menggiring Ayam di Kali Code
Foto: Bukuharianlaura

Ada Code diantara ayam dan bebekku
Foto: Bukuharianlaura

Menyiapkan pakan bebek di Code
Foto: Bukuharianlaura

Menghalau bebek turun dari atap kandang
Foto: Bukuharianlaura 


Begitulah kegiatan optimalisasi sungai sebagai lahan dioptimalkan meski sarat dengan berbagai resiko hilang atau terhanyut saat malam dan kali sewaktu-waktu menderas. Kulit coklat, samar-samar kulihat beberapa tato diantaranya, ia menyeberangi sungai membawa ember berisikan rajangan sayur untuk pakan bebek yang ia pelihara di seberangnya. Dengan apik dicucinya sayur-sayur itu di sungai sebelum diberikan ke ternak bebeknya. Dan kemudian ia kembali berjanan menyeberangi sungai tuk mengurus ayamnya lagi. Sementara itu ia kemudian mengambil sebungkus sisa nasi yang dibungkus plastik pemberian orang disekitar situ untuk dicampur sayur potong tadi lalu diberikan ke ayam-ayamnya yang sudah masuk di kandang. Oya kandang sederhana berbahan bambu didirikan seperti rumah-rumahan panggung diatas sungai. Efektif tanpa harus banyak membersihkan karena kotoran ayampun bisa langsung turun ke sungai. Meski kotoran ternak adalah limbah alami yang mampu terurai oleh alam semoga tak menjadi ironi pemanfaatan air sungai untuk kebutuhan lainnya jika dibandingkan dengan habit tidak disiplin membuang sampah di sungai. Code darimulah kisah lain negri ini dilukiskan semoga menjadi perhatian kota untuk berbenah menjadi lebih baik dari waktu ke waktu hingga moderinasi mampu menjembatani perihal optimalisasi beternak di sungai tanpa menyisakan masalah baru tentang pentingnya kebersihan, karena Jogja setiap sudutnya adalah indah dengan pelajaran kehidupan yang tak pernah akan selesai tuk diceritakan.


Sampai jumpa di senja Code berikutnya
Foto: Bukuharianlaura

Comments

Popular Posts