Tumbuh Dalam Gelap, Jangan Disentuh Sembarangan


Langit pucat bulan sebelas.

Dianyam serbuk gergaji, bonggol jagung, kulit kentang, dan juga kapur 

dalam satu wadah sunyi.

Dalam proses panjang yang panas
aku dibersihkan
dari bakteri,
dari luka masa lalu,
dan sakit yang bisa membuatku membubuk, busuk tak bersuara.

Di kegelapan, benih putih merayap seperti sebuah rahasia,
miselium berdoa tanpa kata, 

dan hifa tumbuh seperti urat ingatan
yang tertidur dininabobokan dalam dekap semesta.

Perlahan, primordia tumbuh padaku,
membawa harapan baru dari sisa luka musim kemarau,
kepada penghujan yang baru saja tiba tahun ini.

Akupun tumbuh seperti payung kecil ajaib,
membesar perlahan,
membentuk stipe dan tudung bersamaan.
Dari balik lamella-lamellaku,
kau bisa melihat paras cantikku.

Hai manusia jail,

semakin tudung payungku kubuka lebar, matamu semakin penasaran, 

ingin melihatku dari dekat.

Matamu penuh ambisi,
jarimu nakal menyentuh membelai-belai tudungku,

dan ketika lamella-lamellaku menyerah, aku pecah menjadi spora,
seperti ingatan yang terserak, 

lalu hilang.




"Melihatku adalah keberanian, menjagaku adalah kesetiaan"

Comments

Popular Posts