JALAN-JALAN KE KOTA KEMBANG (5mm)
5mm
bukan 1 cewek 4 cowok tapi kami 4 cewek dengan 1 cowok!
Aku,
Pipit, Luna, Mala dan yang paling ganteng diantara yang cantik-cantik Ahmad
alias Aden sang pemandu jalan (Gaet kami di kota kembang Bandung)
Bangun
extra pagi begegas mandi lalu aku dan Luna pergi ke rumah sahabatku Pipit dan
bersama Mala langsung cap cus ke pangkalan bus Prima Jasa jurusan Jakarta
Bandung dengan bayar ongkos Rp. 50.000 saja per orang.
Sesampai
di Bandung kami janjian dengan Aden yang akan jadi gaet kami dan ia menjemput
kami di sebuah kedai donat, lalu naik mobil sewaan yang kami pesan dan bayar
patungan untuk jalan-jalan.
Trip 1 (Kawah Putih)
![]() |
Kawah Putih, Bandung (Foto : Buku Harian Laura) |
Namanya
kawah putih tapi ga putih sama sekali karena kalau dilihat warnanya hijau. Tapi
luar biasa cantik sekali danau itu tapi hmmm sesak nafas terengah-engah karena
naik turun tangga dan udara uap belerang yang pekat disekitar danau yang
mengharuskan kami mengenakan masker agar tidak terlalu sesak nafas.
Trip 2 (Kebun Stroberi)
![]() |
Kebun Stroberi, Bandung (Foto : Buku Harian Laura) |
![]() |
Memetik Stroberi (Foto : Buku Harian Laura) |
![]() |
Stroberi harus dipetik dengan tangkainya (Foto : Buku Harian Laura) |
Bukan
memerah seperti yang kubayangkan tetapi hamparan hijau di lereng bukit menuju
Kawah Putih. Di kebun itu kami bebas memetik stoberi sendiri lalu ditimbang dan
menggantinya dengan harga yang ditawarkan Rp. 35000-40.000an/kg. Luna dan Mala
sangat asik memetik sementara aku mengambil gambar mereka dan memandang
hamparan hijau itu.
Sedang
Pipit dan si Aden sedang istirahat siang di kedai makan
Trip 3 (Rumah Aden)
Rumah
yang dingin, sederhana dan keluarga yang ramah dan kamar mandi unik yang
pertama kalinya kujumpai. Bak Mandi yang tinggi hamper setinggi tinggi badanku
woooow unik bukan. Pertanyaanku bagaimana ya cara membersihkannya ? hmmm airnya
dingin sejuk. Kami isirahat malam itu di rumah si Aden.
Trip 4 (Shoping Time, Gedung Sate, Museum, Pasar Gazebo)
![]() |
Minggu pagi di Pasar Gazebo, Bandung (Foto: Buku Harian Laura) |
Bandung
Paris Van Java, belum lengkap rasanya kalau ke kota kembang yang terkenal
dengan kuliner dan dunia belanjanya tanpa bejanja. Ya hari Minggu, 03 Maret
2013 kami berangkat dari rumah Aden untuk jalan-jalan. Dan tujuan utamaku
adalah mencari cilok ya aku ngidam makan cilok (makanan yang terbuat dari
tepung kanci/ aci, dengan bumbu saos dan bumbu kacang serta ditambah kecap jika
suka manis) makan jaman kecil banget kalau di kampung halamanku lebih dikenal
dengan nama bakso ojek, jajanan anak SD. Hmm enak sekali sudah lama sekali
tidak makan makanan yang satu itu, sampai-sampai aku bei 3 bungkus dari 2
penjual. Itulah Pasar Gazebo, pasar dadakan Minggu pagi yang banyak penjaja
kuliner dan pakaian, sepatu, tas, pernak-pernik macam kita pergi ke pasar malam
tapi ini pagi. Di sana aku dan Mala membeli baju, Luna membeli jas ujan dan
sepatu, dan Pipit membeli stiker wallpaper sedang si Aden tetep cuma menemani
kami jalan-jalan jadi juru foto. Tak lupa kami berfoto bersama di Gedung Sate.
Gedung yang satu ini bukan Gedung dengan banyak penjual sate tapi gedung dengan
bangunan atapya ada tusukan menerupai sate. Entah apa maksudnya dibuat begitu
yang jelas bukan gedung dan penjual sate :)
![]() |
Gedung Sate, Bandung (5mm) (Foto: Buku Harian Laura) |
![]() |
Museum Geologi, Bandung (Foto: Buku Haria Laura) |
Dan my favorite place is museum. Museum
Geologi, tikenya sangat murah hanya Rp. 3.500,- / orang. Di dalamnya selain
memajang bebatuan juga rangka binatang –binatang purba yang sangat terkenal
yaitu dinosaurus- dinosaurus.
Kami
berjalan-jalan sampai sore dan kembali ke rumah si Aden sebentar untuk berpamit
dengan keluarganya kemudian langsung pulang karena besok Senin dan kami harus
ngantor lagi. Dan di terminal tidak semudah berangkatnya kami harus berebut bus
bersama penumpang lain sampai-sampai kami berbagi kelompok demi mencari tempat
duduk Aku dan Mala, Luna dan Pipit, dan Aden sendiri mencari bangku kosong tapi
o…o…bangku penuh kami hanya dapat dua bangku dan kami memutuskan untuk turun
kembali. Menunggu lebih lama untuk bus berikutnya dan bukan berkurang malahan
makin bertambah orang-orang yang siap akan berebut tempat duduk dengan kami. Ya
mereka laki-laki semua rata-rata, mukanya beringas dan tidak mau mengalah.
Akhirya dari pada kami menunggu bus Prima Jasa dan beresak-desakan begitu kami
memutuskan untuk mengambil opsi lain yaitu bus jenis lain yang memang
kualitasnya di bawah Prima Jasa, tapi better kok ga harus berdesakan, AC dan
mengantar kami sampai kembali ke ibukota.
(special thanks for : Pipit, Luna, Mala, and Aden)
Comments
Post a Comment
thanks,