Menengok Pesisir Pantai Anyer

Semilir angin liburan Paskah tahun ini kunikmati bersama temanku berjalan-jalan menengok pesisir Pantai Anyer. 

Pasir di Pantai Anyer
(Foto: Buku Harian Laura)


Karena tak sempat pulang tak dapat tiket kereta akhirnya libur Paskah ini aku ikut berkunjung ke rumah teman Mbak Put di daerah Anyer, Tangerang Banten. Dari Jakarta berangkat dari terminal Pulo Gadung naik bus jurusan Merak Banten dengan membayar ongkos Rp. 25.000,- per orang (tidak terlalu mahal). Sesampai di Damkar Cilegon kami dijemput menuju Anyer menginap di rumah teman Mbak Put. 

Jalan yang tak bersahabat (rusak, becek, sebagian berdebu) sepanjang Cilegon menuju Anyer melintasi kawasan Industri Krakatau Steel. Banyak truk membawa muatan melintas membuat antrian panjang alias macet tak bisa dihindari. Meski tak nyaman akhirnya sampai juga, di rumah sederhana (rumah panggung) yang juga disebut dengan sebutan rumah keong. Bukan berbentuk keong tapi karena dibawahnya ada genangan air dan banyak keong naik kalau hujan jadi disebutlah rumah keong. Rumah itu dari kayu dengan dinding anyaman bambu (dalam bahasa Jawa disebut 'gedheg') dan lantai kayu membuat rumah dalam suhu normal tak terlalu panas juga tidak dingin. Cukup nyaman untuk beristirahat!

Pesisir Pantai Anyer, Tangerang Banten
(Foto: Buku Harian Laura)

Naik Banana Boot
(Foto: Buku Harian Laura)
Esok harinya kami berjalan-jalan pagi ke pantai yang jaraknya dekat hanya sekitar 200 m saja. Pantai Anyer memang tak terlalu bersih dan tak berwarna biru tapi cukup ramai didatangi wisatawan domestik untuk sekedar melepas lelah hingar bingar kota. Kebetulan hari itu long weekend libur dari Jumat sampai Minggu, pagi itu cukup ramai. Bermain air, menikmati berjalan di atas pasir pantai dan mencoba naik banana boot (pertama kalinya) cukup menghibur. 
Ditengah Pantai
(Foto: Buku Harian Laura)
Setelah Kecebur
(Foto: Buku Harian Laura)
Dan yang paling berkesan adalah pengalaman panik kecebur di laut. Meski pakai pelampung karena ga bisa berenang ckup membuatku ngeri juga. Sementara dari jauh Mbak Put senang sekali sembari memfoto kami naik banana boot yang sengaja dijeburkan ke laut oleh pemandu Jet Skinya buat seru-seruan. Ah Mbak Put curang ga mau ikut naik cuma  menikmati menonton kami dari jauh! Tapi kalau dipikir-pikir menyenangkan juga meski sedikit trauma air sesudahnya :D

Selain pesisir pantai Anyer kami juga jalan-jalan dengan mobil melihat sepanjang jalan pesisir pantai daerah Anyer, dimana melewati pantai Karang Bolong juga pantai Carita yang ramai dikunjungi wisatawan. Di Pantai Karang Bolong sebelum masuk harus bayar tiket dulu kalau ga salah Rp. 5000,-/ orang (ga tau pastinya soalnya dibayarin;). Namanya Karang Bolong sudah pasti bolong/ berlobang. Ada batu karang yang berlobang sebelum masuk di pinggiran pantai. Dan di atasnya aku bisa naek lewat tangga yang dibuat di karang tersebut untuk melihat pemandangan pantai dari ketinggian. Cukup melelahkan juga naiknya tapi aku paling bersemangat naik ke situ karena penasaran. 
Pantai Karang Bolong
(Foto: Buku Harian Laura)
Di Pantai Karang Bolong pemandangan terlihat lebih cantik mungkin juga karena didukung cuaca yang cerah sore itu dibanding hari sebelumnya di pantai Anyer yang sempat hujan gerimis pagi hari. Di karang Bolong kami bisa melihat matahari tenggelam (sunset) sangat jelas dan cantik sore itu. Warnanya kemilau orange dengan guratan langit biru keunguan kelabu sempurna sekali ditambah dahan-dahan pohon kelapa di pinggiran pantai siluet tertangkap lensa kamera phonsel kami. 
Kemilau Orange Senja (Sunset) di Pantai Karang Bolong
(Foto: Buku Harian Laura)

Oya selain pemandangan pantai ada kuliner yang ditawarkan diantaranya yang paling special khas daerah itu adalah otak-otak dan ikan kue bakar. Otak-otak di daerah itu bukan otak-otak siap saji yang dikemas dengan plastik di supermarket yang serupa dengan tempura. Tapi ota-otak di Anyer dibungkus daun pisang dan di bakar, konon bahannya dari campuran ikan dan tepung kanji/ tapioka. Otak-otak dihidangkan bersama sambal kacang dengan sedikir perasan jeruk sambal. Selain otak-otak ada ikan khas Anyer yaitu ikan kue. Namanya saja kue dagingnya juga kayak kue alias cukup tebal dan ga cuma duri. Katanya sih paling enak makan bagian kepalanya, tapi aku ga makan karena kau tak terlalu suka makan ikan dan aku lebih memilih makan cumi bakar yang sangat menggoda. Cuminya besar-besar dan dimakan bersama sambal jeruk juga lalapan. 
Pemirsa Pokok e "Mak Nyus" from Anyer
(Foto: Buku Harian Laura)
Nyiur Melambai Pesisir Pantai Ayer (06-08 April 2012)
(Foto: Buku Harian Laura)
Hari Minggu kami pulang dan sebelum pulang kami berjalan-jalan lagi di taman dekat pantai Ayer. Sekedar memuaskan euphoria berfoto jepret sana jepret sini pagi  menjelang siang Minggu itu. Cuaca yang cerah dan mendukung sangat menyenangkan untuk mengambil gambar. 
(special thanks buat: Mas Iqbal, Mbak Put, Luna, teman2 di Anyer!)

Comments

Popular Posts